Lingkungan kerja toxic menjadi sebuah fenomena tersendiri bagi para karyawan atau pekerja. Kondisi yang menjadikan mereka tidak nyaman untuk bekerja dan melakukan berbagai aktifitas seperti tugas, fungsi, dan pokoknya (tupoksi). Dengan kondisi lingkungan kerja seperti itu, pastinya membuat karyawan tidak betah disitu.
Anda mungkin salah satu yang pernah merasakannya dan sekarang sudah resign atau berhenti bekerja dari tempat kerjanya. Namun, masih banyak pekerja lainnya yang tetap bertahan di lingkungan kerja tersebut dengan alasan masih membutuhkan penghasilan uang.
Mengenal Ciri Lingkungan Kerja Toxic
Tidak sedikit karyawan yang masih enjoy saja menikmati pekerjaannya meskipun lingkungan kerjanya begitu meresahkan dan tidak nyaman lagi. Berbeda dengan sebagian lainnya yang merasa sudah tidak betah bekerja di tempat tersebut.
Lalu, bagaimana sebenarnya ciri lingkungan kerja toxic yang harus diketahui? Berikut beberapa diantaranya yang perlu Anda ketahui. Dengan begitu, Anda bisa menilai sendiri tempat kerjanya masing-masing termasuk kategori toxic atau bukan.
1. Informasi Pekerjaan Kurang Transparan
Salah satu cirinya, yaitu informasi perihal sistem pekerjaan secara umum dan menyeluruh kurang transparan. Seharusnya informasinya disampaikan oleh pihak perusahaan melalui bagian sumber daya manusia atau HRD kepada seluruh karyawan tanpa terkecuali.
Misalnya, informasi tentang besaran gaji secara mendetail, bonus karyawan, lembur, hari libur, dan lain sebagainya. Semua informasi tersebut seharusnya disampaikan secara transparan kepada pekerja terutama saat awal masuk kerja. Jika tidak disampaikan, pihak pekerja akan selalu bertanya-tanya dan menjadikan lingkungan pekerjaannya menjadi toxic.
2. Minim Kesempatan Berkembang
Ciri lingkungan kerja toxic lainnya, yaitu pihak kantor atau perusahaan tidak begitu mendukung perkembangan para karyawannya. Padahal hal tersebut cukup penting terutama untuk masa depan perusahaan di masa depan akan semakin berkembang.
Sementara di pihak karyawan, pastinya ada yang ingin berkembang karena kemampuan serta keahliannya diatas rata-rata. Anda di posisi tersebut tentu saja ingin maju untuk mengembangkan potensi diri menjadi lebih hebat. Namun sayangnya, perusahaan tidak memfasilitasinya dan menjadikan kondisi pekerja stagnan.
3. Beban Pekerjaan dengan Gaji Tidak Seimbang
Ciri lingkungan kerja toxic yang ini sangat menjadikan para pekerja tidak betah berlama-lama di tempatnya bekerja. Meskipun di awal bekerja sudah dijelaskan panjang lebar mengenai gaji, posisi, serta tugas pekerjaannya masing-masing. Namun kenyataannya, tidak seperti yang diinformasikan tersebut.
Ternyata beban pekerjaan lebih dari yang diperkirakan, bahkan begitu menguras tenaga dan pikiran. Jika dinilai dan dipertimbangkan, beban pekerjaannya tidak sebanding dengan gaji yang diterima. Oleh karenanya, kondisi toxic semacam itu menjadikan pekerjanya tidak nyaman saat bekerja.
4. Dihantui Surat Peringatan dan Ancaman PHK
Inilah ciri lingkungan kerja toxic yang sering terjadi pada berbagai perusahaan di Indonesia dan menyebabkan para karyawan tidak nyaman bekerja. Surat Peringatan (SP) dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi senjata bagi perusahaan untuk menekan pekerjanya agar tidak terlalu kritis dan vokal.
Kondisi semacam itu pastinya membuat karyawan tidak nyaman bekerja sehari-hari karena harus menuruti semua perintah perusahaannya. Oleh karenanya, tidak sedikit yang resign dari tempat kerjanya seperti itu.
Cara Mengatasi Lingkungan Kerja Toxic
Setelah mengetahui beberapa cirinya, Anda juga perlu mengenali cara mengatasi lingkungan kerja yang toxic tersebut. Sekarang mungkin Anda belum merasakan dampaknya di tempat kerja masing-masing.
Namun suatu hari nanti, bisa jadi merasakannya dan bisa segera mengatasinya sendiri. Lalu, apa saja yang perlu dilakukan saat merasakan lingkungan kerja toxic? Berikut beberapa tipsnya yang harus Anda ketahui.
1. Selalu Fokus pada Diri Sendiri dan Pekerjaan
Usahakan selalu fokus dengan diri Anda sendiri selaku salah satu karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan. Selain itu, harus fokus pada pekerjaannya sendiri dan tidak perlu mengurusi lainnya yang bukan menjadi ranah serta tanggung jawabnya.
Jika menemukan masalah dalam pekerjaan, segera selesaikan dan jangan sampai dibawa ke rumah. Begitu juga sebaliknya, jika Anda memiliki masalah pribadi di rumah jangan dibawa ke kantor, bahkan hingga banyak rekan pekerja mengetahuinya.
2. Mencari Teman Baik yang Terpercaya
Salah satu cara mengantisipasi lingkungan kerja tidak nyaman lainnya, yaitu mencari teman baik dan terpercaya di tempat tersebut. Silahkan Anda praktikkan sendiri karena dari sekian banyak teman sesama karyawan pasti minimal ada satu yang enak diajak mengobrol hingga curhat.
Dengan begitu, Anda yang bermasalah di kantor bisa meminta bantuan teman tersebut untuk mencari solusinya. Namun demikian, teman baik tersebut bisa menjadi teman dekat hingga berujung pada masalah percintaan, jika lawan jenis. Oleh karenanya, Anda harus bisa lebih profesional dalam bekerja.
3. Resign
Cara terakhir mengatasi lingkungan kerja toxic yang sudah tidak ada solusinya lagi, yaitu berhenti alias resign. Dengan catatan, sebelumnya Anda harus merencanakan secara matang setelah keluar dari tempat kerja tersebut mau melakukan apa.
Misalnya, melamar pekerjaan di perusahaan lain, berbisnis, atau lainnya. Dengan begitu, Anda masih bisa bekerja, beraktivitas, serta mendapatkan penghasilan uang.
Sekarang, Anda sekalian sudah semakin memahami bahwa kondisi lingkungan kerja bisa sangat tidak nyaman. Oleh karenanya, harus mengetahui ciri lingkungan kerja toxic dan cara mengatasinya sesuai kemampuan diri sendiri.